Sunday, April 14, 2013

TUJUAN MEMPELAJARI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA


Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari satu sumber kepada seseorang atau kelompok, dengan maksud mendapat balasan pesan. 
Sedangkan kebudayaan merupakan keseluruan yang Kompleks, yang di dalamnya mengandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, serta kebiasaan - kebiasaan dari suatu kelompok masyarakat. Jadi komunikasi antar budaya adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan dua orang atau lebih yang berbeda budaya. Dalam dunia bisnis khususnya komunikasi antar budaya sangat bayak di gunakan dalam berbagai aspek seperti melakukan kesepakatan bisnis dengan rekan bisnis yang berbeda budaya. Maka dari itu perlu mempelajari komunikasi antar budaya agar menghindari kesalah pahaman dengan orang lain dalam berkomunikasi karena antar satu budaya dengan budaya lain itu berbeda. Untuk itu sebelum memulai berbisnis dengan orang lain yang berbeda budaya, akan lebih baik bila kita mempelajari budaya dan kebiasaan - kebiasaan dari rekan bisnis itu. Maka dari itu kita perlu mengidentifikasi dan memahami identitas dari masing - masing budaya. Hal ini sering kali terlihat pada komunikasi dan bahasa, arti dari sebuah kata bisa saja berbeda dari suatu budaya dengan budaya lain. Melalui pakaian dan perilaku, Sebagai contoh orang-orang barat terbiasa mencium pipi ketika berjabat tangan, tetapi bagi masyarakat timur hal ini merupakan hal yang tabu. Menilih makanan dan kebiasaan makan, cara memilih, menyiapkan makanan, menyajikan, dan tata cara makan di berbagai budaya, dll Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi komunikasi lintas budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita temui dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme dewasa ini dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau pertentang antaretnis. Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat perbedaan budaya adalah dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktekkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain Sebagai makhluk sosial, manusia telah ditakdirkan untuk hidup secara berkelompok. Kesendirian dan hidup sendiri akan membuat hidup manusia menjadi tidak berarti sehingga sulit untuk dapat bertahan hidup dalam kosmos kehidupan yang saling bertautan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan biologis seperti; makan dan minum, serta memenuhi kebutuhan psikologis seperti; sukses dan kebahagiaan manusia membutuhkan komunikasi antara satu dengan yang lain. Para pakar psikologi berpendapat, kebutuhan utama manusia dan untuk menghadirkan jiwa yang sehat, manusia membutuhkan hubungan sosial yang ramah. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan sempurna bila manusia membina komunikasi yang baik dengan orang lain. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain bahkan tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan dan pikiran tertentu. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal bila hal itu disampaikan dengan tidak terkontrol. Komunikasi dalam konteks apapun adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Menurut Rene Spitz, komunikasi adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian manusia. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa komunikasi sesungguhnya dilakukan untuk pemenuhan diri, untuk menjadikan jiwa merasa terhibur, nyaman dan tentram baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Tujuan mempelajari ilmu komunikasi, dapat di katagorikan kedalam dua hal, yaitu; 
Aspek umum dan aspek khusus. 

Aspek pertama bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang ilmu yang terkit dengan proses komunikasi. Melalui pemahaman ini para ilmuan dan pelaku komunikasi diharapkan akan dapat melakukan komunikasi dengan baik dan selalu mengalami perubahan dan kemajuan dalam berkomunikasi.

Aspek kedua diharapkan akan dapat menuntun manusia untuk dapat:
a) Merubah sikap (to change the attitude)
b) mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
c) mengubah perilaku (to change the behavior)
d) mengubah masyarakat (to change the society)






http://ipeheyelashextension.simplesite.com